SINGAPURA – International Conference on Cohesive Societies (ICCS) Edisi Ketiga akan berlangsung pada 24-26 Juni 2025 di Singapura. ICCS akan diikuti ICCS Young Leaders Programme (YLP) pada 26-28 Juni 2025. Acara ini akan dihadiri lebih dari 1.000 pemuka opini, perumus kebijakan, aktivis sosial, serta pemimpin muda di lebih dari 50 negara. Para peserta akan berbagi gagasan dan mengembangkan solusi yang membangun masyarakat multikultural yang kohesif dan berdaya tahan.
1. ICCS, bertema “Masyarakat Kohesif, Masa Depan yang Berdaya Tahan”, diadakan S. Rajaratnam School of International Studies (RSIS) dan didukung Kementerian Kebudayaan, Kemasyarakatan, dan Kepemudaan Singapura (MCCY). Selama tiga hari, ICCS akan mendorong wacana seputar multikulturalisme dan cara membangun keselarasan di tengah keberagaman.
2. Para peserta akan berpartisipasi dalam sesi pleno, lokakarya, dan diskusi khusus, serta mengeksplorasi pendekatan kohesi sosial lewat tiga pilar utama: Membahas Multikulturalisme, Menghadapi Kondisi yang Tidak Menentu, serta Membangun Daya Tahan Sosial. Sejumlah topik yang akan dibahas antara lain basis untuk mewujudkan keselarasan dan daya tahan, menghadapi polarisasi dan ekstremisme, serta membangun keahlian praktis dalam sejumlah bidang, seperti mediasi dan resolusi konflik. Sejumlah temuan awal dari “Southeast Asian Social Cohesion Radar 2025” juga akan dipaparkan.
3. Tharman Shanmugaratnam, Presiden Singapura, akan menyampaikan sambutan, sedangkan Yang Mulia Sultan Nazrin Muizzuddin Shah, Sultan Perak, Malaysia, dan Wakil Yang Dipertuan Agung, akan menyampaikan paparan pada hari kedua. Edwin Tong, Menteri Hukum Singapura dan Menteri Kedua Bidang Dalam Negeri Singapura, akan menyampaikan paparan pada hari ketiga.
4. Lebih dari 60 pemuka opini dari seluruh dunia akan menjadi pembicara di ICCS, termasuk:
a) Prof Dr. Nasaruddin Umar, Menteri Agama Indonesia, dan Imam Besar Mesjid Istiqlal.
b) Napan Thawornbanjob, Founding Chair, Institute of Buddhist Management for Happiness and Peace (IBHAP) Foundation, Thailand
c) Ahmed Aboutaleb, mantan Wali Kota Rotterdam, Belanda
d) Monsinyur Indunil Kodithuwakku, Secretary, Dicastery for Interreligious Dialogue, Vatikan
Young Leaders Programme (YLP)
5. YLP melibatkan para pemimpin muda di seluruh dunia untuk bekerja sama dalam inisiatif yang meningkatkan kohesi sosial. Lebih dari 100 delegasi akan bergabung sebagai kurator, fasilitator, dan lain-lain. Para delegasi membahas isu-isu di dunia nyata, seperti bias bawah sadar (unconscious bias) dalam kegiatan sukarela dan etika penggunaan AI dalam komunitas keagamaan, serta peningkatan keahlian berpikir kritis dan mediasi.
6. Informasi selengkapnya tentang ICCS 2025: www.iccs.sg/iccs-2025/,
Tentang S. Rajaratnam School of International Studies (RSIS)
S. Rajaratnam School of International Studies (RSIS) adalah sekolah pascasarjana global dan lembaga pemikir dalam ilmu kajian strategis dan keamanan. Informasi selengkapnya tentang RSIS: https://rsis.edu.sg/
Tentang Kementerian Kebudayaan, Kemasyarakatan, dan Kepemudaan Singapura (MCCY)
Kementerian Kebudayaan, Kemasyarakatan, dan Kepemudaan Singapura membangun masyarakat yang lebih kohesif dan dinamis, serta meningkatkan identitas nasional dan rasa saling memiliki. Informasi selengkapnya tentang MCCY: https://www.mccy.gov.sg/about-