Indonesia dan Australia kembali menegaskan komitmen dalam memperkuat kemitraan ekonomi bilateral melalui perayaan lima tahun implementasi Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA). Dalam acara yang digelar di The Mandarin Hotel, Jakarta pada Kamis (04/07/2025), Menteri Perdagangan Budi Santoso menegaskan pentingnya optimalisasi perjanjian dagang strategis ini sebagai langkah konkret menghadapi tantangan dan dinamika global.
“IA-CEPA bukan hanya tentang pembebasan tarif, tapi tentang membangun fondasi kerja sama ekonomi yang lebih dalam, strategis, dan luas. Ini adalah tanggung jawab bersama untuk memastikan bahwa perjanjian ini terus memberi manfaat maksimal bagi kedua negara,” ujar Mendag Budi Santoso dalam sambutannya.
Turut hadir dalam perayaan ini adalah Duta Besar Indonesia untuk Australia Siswo Pramono, Duta Besar Australia untuk Indonesia Rod Brazier, Utusan Khusus Presiden Bidang Perdagangan Internasional dan Multilateral Mari Elka Pangestu,
Ketua Bidang Hubungan Internasional Apindo, Catharina Widjaja serta perwakilan dunia usaha dan akademisi.
Mendag mengungkapkan bahwa Indonesia dan Australia sepakat untuk melakukan peninjauan (reviu) terhadap IA-CEPA demi memastikan relevansi dan nilai tambah perjanjian di tengah dinamika global. Langkah ini selaras dengan semangat penguatan kerja sama yang sebelumnya disampaikan Presiden RI Prabowo Subianto dan Perdana Menteri Australia Anthony Albanese pada Mei lalu. Sebelum jamuan makan siang, para tamu terhormat disuguhi konser pendek oleh G20 String Quartet, yang anggota-anggotanya adalah empat musisi Indonesia yang terpilih untuk menjadi anggota G20 Orchestra yang dibentuk tahun 2022 saat Indonesia menjadi tuan rumah KTT G20. Mereka adalah Reza Nurdian dan Saynediva Al Fatah Putra (biola), Bimo Lambang Dwito Putra (viola) dan Gian Nugra Adanta (cello). Mereka memperdanakan String Quartet karya Ananda Sukarlan : Introitus on Ismail Marzuki’s “Indonesia Pusaka” dan Short Fantasy on “Waltzing Matilda” yang melambangkan persahabatan dua negara. Permainan mereka dengan dua karya ini juga telah dapat disaksikan di YouTube. Karya ini juga akan ditampilkan di Sydney tanggal 23 Juli nanti oleh para mahasiswa Australian Institute of Music (AIM), dimana Ananda Sukarlan akan menjadi “Composer in Residence”. Tugasnya adalah membimbing para mahasiswa AIM dalam mempelajari musik sang komponis yang telah disebut oleh harian Sydney Morning Herald sebagai “one of the world’s leading pianists, at the forefront of championing new piano music”, mulai dari Senin 21 Juli sampai akhir bulan.
“Sebetulnya korespondensi dengan para dosen dan mahasiswa sudah dilakukan sejak sekarang melalui zoom dan Google Meet, jadi para mahasiswa itu sudah dibimbing dalam pemahaman dan teknik bermain musik saya”, ujar Ananda yang saat ini masih di Jakarta dan sibuk dengan persiapan kompetisi musik klasik paling prestisius di Indonesia, Ananda Sukarlan Award, akhir pekan 12 dan 13 Juli nanti.
Sebagai Composer in Residence AIM, Ananda juga akan berbagi wawasan tentang karier globalnya dan menawarkan banyak ilmu berharga bagi musisi dan publik selama sesi tanya jawab eksklusif.
Hasil dari pengajaran dan pencerahan atas kompleksitas musiknya serta latar belakang dan proses kreatifnya itu akan dipersembahkan kepada publik luas melalui konser yang dipersembahkan oleh mahasiswa dan alumni Australian Institute of Music, menampilkan karya pianis-komposer ternama Indonesia ini. Konser tersebut akan berlangsung hari Rabu, 23 Juli 19.00 – 20.45, bertempat di auditorium Australian Institute of Music, Nurses Walk, The Rocks. Di antara para pemain, juga akan tampil alumni AIM dari Indonesia yang sekarang tinggal dan berkarir di Sydney, yaitu pemain biola Aurell Marcella (juga menjadi anggota G20 Orchestra tahun 2022). Diperkirakan konser ini akan segera penuh, dan penonton dapat reservasi tempat duduk untuk konser tersebut di laman :
https://www.eventbrite.com.au/e/the-music-of-ananda-sukarlan-tickets-1462404785079