Monday, June 9, 2025
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
HomeFashionGelaran Spectra Bukti Indonesia Fashion Week 2025 Menjadi Ruang Kreasi Ramah Anak

Gelaran Spectra Bukti Indonesia Fashion Week 2025 Menjadi Ruang Kreasi Ramah Anak

Jakarta — Titian peraga (runway) tak selamanya menjadi tempat sakral, kaku, dan khusus dewasa. Seakan-akan anak dilarang masuk, melihat, dan berimajinasi, bahkan menumbuhkan cita-cita kelak berkarya menjadi bagian dari ekosistem fashion. Sesungguhnya pula, titian peraga toh menjadi playground bagi para desainer mewujudkan imajinasinya sebebas-bebasnya bak bocah di taman bermain.

Dalam rangka meruntuhkan imaji tersebut, BTN Indonesia Fashion Week (IFW) 2025 menggelar peragaan busana anak-anak bertajuk ‘Spectra’, di Plenary Hall Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta Pusat, (29/5). Dua belas desainer tak hanya merancang busana anak-anak, tetapi mengajak mereka untuk merasakan, mengalami, dan mengekspresikan dirinya di titian peraga pekan mode terbesar di Indonesia. 

“IFW sebagai medium terbesar ekosistem fashion di Indonesia ingin memberikan platform kepada para pelaku pada sektor industri mode Tanah Air dengan mengajak ratusan desainer, pemilik brand, pemilik rumah mode, pengrajin karya mode dan kriya, hingga pelaku UMKM turut ambil peran merayakan keragaman kultur Jakarta, termasuk bagi koleksi busana anak-anak,” kata Poppy Dharsono selaku Ketua Umum APPMI dan Presiden Indonesia Fashion Week. 

Kedua belas desainer, antara lain Andy Sugix, PURWAKANTHI.CO by Adi Sufrianto, Nandio (Kids) Kids Model, Nandio (Teens), Hi.Ma.Weary by Alena, Mr A x Winner FDC Taffest 2025 Krhistion Ronaldo, Basundhari Hardy, Naeos by Boy Barja (Kids), Naeos by Boy Barja (Teens), Uchiqu (Kids), Uchiqu (Teens), dan SION BAJUKU KLAMBI membuat titian peraga lebih cheerful, cair, dan segar. 

Value of Andy Sugix membuka pagelaran menampilkan delapan looks perempuan dan satu laki-laki mengusung busana bervolume dengan cutting bagian bawah ditambah detail Mutiara dan bahan lace untuk anak laki-laki dan cuttingan suite & tie khusus perempuan menggunakan material bahan dutches, lace, tulle, organza, dan catton detail bunga, mutiara, serta crystal.

“Saya pribadi suka busana victorian sebab everlasting meski harus bijak pemakaiannya apalagi styling-nya, waktu, dan kebutuhannya. Tema Victorian Splendor terinspirasi dari gaya busana abad ke-19 dengan makna victorian berarti busana pada masa Ratu Victoria dan splendor berarti kemegahan. Kemagahan dari busana masa Ratu Victoria itu diwujudkan dalam busana kid dan preteen lebih cheerful tetapi bisa teraplikasi di berbagai occasion,” kata Andy Sugix.

Pagelaran busana Spectra berlanjut dengan koleksi PURWAKANTHI.CO by Adi Sufrianto menghadirkan sembilan karya busana anak-anak keseluruhannya perempuan mengusung tema ‘Pesona Warna Yoni’ mengunduh inspirasi dari pelataran cawan landasan obelisk Tugu Monas merupakan Yoni perlambang perempuan elegen-feminin.  

“Pemilihan warna cerah, seperti cornflower blue dan willow green ditambah detail printing tiga dimensi dengan warna gold melambangkan puncak tugu berupa ‘Api Nan Tak Kunnjung Padam’ bermakna agar Indonesia senantiasa memiliki semangat menyala pada perjuangan dan tak surut atau padam,” kata Adi Sufrianto. 

Seusai keduanya melaju, gelaran para mode disambung penampilan Nandio (Kids) Kids Model, Nandio (Teens), dan Hi.Ma.Weary by Alena. Dengan mengusung tema ‘Sparkling Blue’, Alena menggambarkan cita-cita dan harapan anak-anak untuk bisa bersinar seperti bintang di langit biru, memberikan warna menggambarkan ketenangan dan kedamaian dari jiwa anak-anak. Koleksinya mengkreasikan Tapis Lampung sebagai upaya mengapresiasi budaya tradisi di era modern sekaligus menjadi perpaduan sentuhan etnik dalam style modern nan simple, namun tetap terlihat cantik dan elegan pada sembilan busana mini dress anak perempuan. 

Mini dress simple dengan potongan sleeveless, bagian bawah dengan model flare dan balon menjadi signature koleksinya dengan penggunaan paduan stocking gliter, membuat look terlihat cute tapi tetap elegan. Sentuhan detail Tapis dan aksen pita dan diamond menjadikan mini dress simple akan terlihat cantik dipakai anak-anak ataupun remaja.

“Koleksi mini dress tersebut didesain atas dasar keinginan untuk memperkuat ciri khas anak-anak maupun remaja, agar tidak kehilangan identitas sesuai umurnya, lucu, riang, dan penuh harapan. Sentuhan etnik Tapis Lampung sebagai pengingat atas rasa cinta budaya pada anak-anak dan remaja masa kini, sekaligus mengenalkan dan menekankan mini dress dengan desain modern ini, akan tetap cantik dan elegan dengan sentuhan etnik untuk digunakan pada acara pesta, sehingga perlahan Tapis Lampung akan semakin di kenal luas,” kata Alena Kalashnikov. 

Setelahnya, keceriaan titian peraga terus berlanjut, sambung-menyambung dari Mr A x Winner FDC Taffest 2025 Krhistion Ronaldo, Basundhari Hardy, Naeos by Boy Barja (Kids), Naeos by Boy Barja (Teens), Uchiqu (Kids), Uchiqu (Teens), dan SION BAJUKU KLAMBI. Pemandangan hangat, akrab, cair, ceria, dan gemas menjadi cara baru melihat masa depan ekosistem mode Tanah Air. (*)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Most Popular

Recent Comments