warnaplus.com-Data perdagangan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) selama sepekan mayoritas ditutup dalam kategori positif, perubahan hanya terjadi pada rata-rata nilai transaksi harian Bursa, yaitu mengalami perubahan sebesar 0,23 persen menjadi Rp11,365 triliun dari Rp11,391 triliun pada pekan sebelumnya. Peningkatan tertinggi pada pekan ini terjadi pada rata-rata volume transaksi harian Bursa yang mengalami peningkatan sebesar 4,18 persen menjadi 19,346 miliar saham dari 18,570 miliar saham selama sepekan yang lalu. Kemudian rata-rata frekuensi harian bursa selama sepekan juga mengalami peningkatan sebesar 0,61 persen menjadi 1.163.664 transaksi dari 1.156.570 transaksi pada penutupan pekan sebelumnya. Kapitalisasi pasar selama sepekan turut meningkat sebesar 0,38 persen menjadi Rp7.154,948 triliun dari Rp7.128,143 triliun dari pekan sebelumnya. Sementara itu meski pekan ini ditetapkan sebagai Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat guna menekan laju penyebaran COVID-19 di Indonesia, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pekan ini masih ditutup pada level psikologis 6.000, atau lebih tepatnya berada pada posisi 6.023,008 mengalami peningkatan 0,01 persen dari 6.022,399 pada pekan sebelumnya. Investor asing pada hari ini mencatatkan nilai jual bersih sebesar Rp257,73 milyar, sedangkan sepanjang tahun 2021 investor asing mencatatkan beli bersih sebesar Rp16,287 triliun.
Selama sepekan terdapat 3 pencatatan perdana saham, pertama pada Senin (28/6) PT Archi Indonesia Tbk dengan kode saham ARCI resmi tercatat pada Papan Utama BEI dan merupakan perusahaan ke-21 yang tercatat di BEI pada tahun 2021. ARCI bergerak pada sektor dan sub sektor Basic Materials, merupakan perusahaan dari industri Metals & Minerals dengan sub industri Gold. Kemudian pada Rabu (30/6) diselenggarakan pencatatan perdana saham PT Era Graharealty Tbk dengan kode saham IPAC, serta pencatatan perdana saham dan waran PT Bank Multiarta Sentosa Tbk dengan kode saham MASB resmi menjadi perusahaan ke-22 dan ke-23 yang tercatat di BEI pada tahun 2021. IPAC tercatat pada Papan Akselerasi BEI, sedangkan MASB tercatat pada Papan Pengembangan BEI. Meski tercatat pada hari yang sama, keduanya berasal dari latar belakang yang berbeda, IPAC bergerak pada sektor dan sub sektor Properties & Real Estate, adapun Industri dan sub industri IPAC adalah Real Estate Management & Development. Sementara itu MASB bergerak pada sektor Financials dengan sub sektor Bank, adapun Industri dan sub industri dari MASB adalah Banks.
BEI pada Selasa (29/6) menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahun 2021 (RUPST) secara online dan offline terbatas dengan tetap menerapkan Protokol Kesehatan COVID-19, sebanyak 96 Pemegang Saham atau 100 persen dari jumlah Pemegang Saham yang memiliki hak suara hadir secara online atau virtual. Pelaksanaan RUPST BEI 2021 membahas agenda sebagai berikut: Persetujuan atas Laporan Tahunan termasuk Laporan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris Perseroan dan Pengesahan Laporan Keuangan Perseroan untuk Tahun Buku 2020, Penunjukan Akuntan Publik Perseroan untuk Tahun Buku 2021, Penarikan Kembali dan Penghapusan Saham yang Telah Dibeli Kembali oleh Perseroan, Perubahan Anggaran Dasar Perseroan dan Perpanjangan Masa Jabatan Anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan. Secara aklamasi Pemegang Saham menyetujui seluruh agenda yang dibahas pada RUPST BEI 2021. Kemudian acara dilanjutkan dengan Konferensi Pers RUPST BEI 2021 yang dilaksanakan secara virtual melalui aplikasi Microsoft Teams Meetings, dihadiri oleh 47 Wartawan Pasar Modal dari berbagai media di Jakarta.
Mengawali bulan Juli tahun 2021 tepatnya pada Jumat (2/7), terdapat pencatatan Sukuk Mudharabah di BEI, yaitu Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I Mandala Multifinance Tahap I Tahun 2021 yang diterbitkan oleh PT Mandala Multifinance Tbk dengan nilai nominal sebesar Rp350.000.000.000,00 dan jangka waktu 367 hari. Hasil pemeringkatan dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO) untuk Sukuk Mudharabah ini adalah idA(sy) (Single A Syariah). PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk bertindak sebagai Wali Amanat dalam emisi ini.

Total emisi Obligasi dan Sukuk yang sudah tercatat sepanjang tahun 2021 adalah 36 Emisi dari 29 Emiten senilai Rp39,78 triliun. Dengan pencatatan ini maka total emisi Obligasi dan Sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 466 emisi dengan nilai nominal outstanding sebesar Rp422,43 triliun dan USD47,5 juta, diterbitkan oleh 126 Emiten. Surat Berharga Negara (SBN) tercatat di BEI berjumlah 150 seri dengan nilai nominal Rp4.282,62 triliun dan USD400,00 juta. Efek Beragun Aset (EBA) sebanyak 11 emisi senilai Rp6,39 triliun. (if)